Media Sosial

Siang hari di sebuah mall, terdapat lima orang remaja sedang asyik mengobrol. Mereka bernama Sherli, Risa, Tami, Sofi, dan Putri. Kempatnya memiliki hobi membicarakan orang lain sedangkan Putri hanya menjadi pendengar setia obrolan mereka.
Sherli      : “Eh, teman-teman coba lihat deh akun instagram-nya Siska, dia memposting foto memakai baju yang sedang trend itu loh postingannya baru satu jam yang lalu” (keempat remaja langsung membuka telepon pintarnya masing-masing kecuali Putri)
Risa        : “Wah benar, ah paling juga itu dapat barang gratis. Istilahnya itu apa sih lupa.”
Tami      : “Endorse, iya mana mampu dia beli barang semahal itu. Kalian juga belum tahu kan Siska itu katanya diam-diam dekat dengan Kak Andri pacarnya ketua OSIS kita. Aku sering melihat di akun path nya, kemana-mana selalu bersama orang yang memakai inisial A, dan memang ramai digosipkan demikian di lini massa path
Sofi         : “Ih apalagi kicauan di akun twitter-nya, gak banget deh.”
Keempatnya mengiyakan dan tertawa bersamaan kecuali Putri.
Sherli      : “Eh Put, kamu kenapa sih dari tadi diam saja?”
Risa        : “Putri kan kurang gaul, mana ngerti dia media sosial, telepon pintar saja tidak punya.”
Putri        : (tersenyum kecil) “Aku memang tidak punya telepon pintar dan tidak mengerti cara memakai media sosial tapi aku bersyukur karena itu mencegahku mengurusi urusan orang lain yang tidak berpengaruh apapun kepadaku.”
Keempat remaja tersebut langsung diam mendengar perkataan Putri.


Karya : Tiwi Rizkia Adliyani
Tema  : Teknologi dan Sosial

Kertas

Di suatu sekolah menengah atas, seorang murid kebingungan sambil melihat kertas ulangannya yang nilainya jelek. Dia pun terlihat sangat sedih. Datang temannya menghampiri dan bertanya kepadanya.
Murid 1 :”Kamu kenapa kelihatan sedih begitu? Gara-gara nilai kamu jelek ya?”
Murid 2 :”Bukan itu, kalau nilai jelek sih aku sudah biasa tapi karena yang lain.”
Murid 1 :”Yang lain apa?”
Murid 2 :”Gara-gara murid seperti aku bumi bakal lebih panas lagi.”
Murid 1 :”Loh kok bisa gitu?”
Murid 2 :”Yak arena nilai aku jelek terus, aku harus remedial. Aku harus menggunakan kertas lagi, kamu tau kan kertas ini terbuat dari pohon, artinya ada 1 pohon lagi yang aku tebang untuk remedial ini. Bayangkan jika satu sekolah ini ada 40 murid yang harus remedial, berarti ada 40 pohon yang harus ditebang dalam satu hari, kalau satu bulan berapa? Terus satu tahun! Orang seperti aku ini yang salah satunya menyebabkan pemanasan global.”

Murid 1 :”Wah kamu pinter juga ya ternyata.”

Karya : Wini Widiani
Tema  : Lingkungan

Rokok

Saat sedang berjalan-jalan bersama Ayahnya, Andin melihat sang Ayah merokok di tempat umum.
Andin :”Ayah kok merokok sih, rokok kan berbahaya Yah!”
Ayah :”Iya Ayah tahu ko Ndin.”
Andin :”Di dalam rokok itu terkadung zat-zat yang sangat berbahaya buat tubuh ayah loh!”
Ayah :”Iya ayah tahu ko Ndin.”
Andin :”Ayah hanya buang-buang saja, karena dengan ayah merokok, itu sama saja dengan ayah membakar uang ayah sendiri!”
Ayah :”Iya Ayah tahu ko Ndin.”
Andin : “Terus kalau ayah tahu, kenapa Ayah tetap merokok?”
Ayah :”Asal kamu tahu ya Ndin, Ayah itu gak suka rokok. Ayah benci rokok, makanya satu-persatu ayah bakar rokok ini sampai habis. Tapi, pemerintah tidak menutup pabrik-pabrik rokok. Jadi selama rokok itu masih dibuat dan ayah masih benci rokok, ayah bakal terus membakar rokok-rokok ini Ndin!”
Andin :”Wah Andin kagum sama semangat juang Ayah.”

Karya : Siti Sarah
Tema  : Sosial dan Lingkungan

Limbah

Di suatu kota, telah terjadi pencemaran sungai yang disebabkan oleh limbah-limbah pabrik. Sekelempok pemuda yang cinta lingkungan datang ke salah satu pabrik untuk memprotes ulah pabrik membuang limbah sembarangan.
Aji :”Bapak seharusnya tidak membuang limbah itu ke sungai!”
Ali :”Iya pak, itu sangat berbahaya bagi kesehatan warga di sekitar sungai itu!”
Ani :”Para warga bisa terkena penyakit akibat air yang tercemar oleh limbah pabrik bapak!”
Adi :”Bapak harus menghentikan buang limbah pabrik bapak ini ke sungai sekarang juga!”
Pak Agus :”Bapak mau berhenti membuang limbah pabrik bapak ke sungai asalkan ada tempatnya. Sekarang kalian tahu sendiri tempat pembuangan yang disediakan oleh pemerintah hanya untuk organik dan anorganik, nah tempat sampah untuk limbah kan belum ada, jadi bapak mengikuti langkah para warga agar keinginan bapak yaitu disediakannya tempat sampah limbah diberikan pemerintah dengan cara buang limbah ke sungai.”
Adi :”Kalau itu memang alasan bapak, kami siap bantu pak demi masa depan sungai tanpa limbah lagi!”
Pemuda Lain :”Iya pak!”

Karya : Shintia Wati
Tema  : Lingkungan

Tablet

Suatu hari, Ayah merasa tidak enak badan dan menyuruh Udin untuk membelikannya obat.
Ayah :”Din beliin ayah tablet ya di depan, ayah nggak enak badan.”
Udin :”Iya yah siap!”
Udin pun pergi untuk membelikan obat ayahnya. Namun setelah lama di tunggu Udin belum pulang-pulang. Dan pada malam harinya Udin baru pulang.
Ayah :”Kamu darimana saja sih Din, beli tablet aja lama banget!”
Udin :”Tadi di tempat Udin beli tablet penuh Yah, soalnya lagi ada promo gitu.”
Ayah :”Promo? Tumben ada promo, sekarang mana tablet ayah?”
Udin :”Ini yah, Udin udah beliin tablet yang sesuai dengan yang ayah mau.”
Udin pun memberikan tablet tersebut ke Ayah.
Ayah :”Loh kok ini sih Din? Yang beginian mah mana bisa nyembuhin sakit ayah!”
Udin : ”Salah ya Yah?”
Ayah :”Salah dong, yang ini kan ayah sudah punya, harusnya kamu beli merk yang lain dong Din!”


Karya : Salli Airatika Seani
Tema  : Teknologi

Tim Favorit

Di suatu SMA di pagi hari, Ahmad dan Gugun sedang berdebat tentang klub sepak bola favorit mereka masing-masing.
Ahmad :”Tim sepak bola saya yang terbaik di dunia, musim kemarin saja mereka bisa memenangkan 4 piala!”
Gugun :”Itu sih belum seberapa, tim sepak bola favoritku lebih hebat, sepanjang sejarah mereka sudah juara eropa 10 kali!”
Ahmad :”Ya memang tapi musim ini tim kamu tidak memenangkan satu piala pun. Hahahaha.”
Gugun :”Tim kamu hanya beruntung bisa mendapatkan piala, kalau saja pemain andalannya cedera panjang, aku yakin tim kamu juga tidak akan memenangkan satu piala pun, aku yakin itu!”
Ahmad :”Yang penting buktinya sudah ada 4 piala yang berhasil mereka dapatkan, tim kamu NOL besar! Hahahaha.”
Saat perdebatan itu semakin panas dan bahkan terlihat akan terjadi perkelahian, Dani datang untuk melerai Ahmad dan Gugun.
Dani :”Sudah hentikan kalian berdua, sebenarnya kalian ini kenapa sih?”
Gugun :”Dia meremehkan dan menghina tim bola favoritku Dan, aku nggak terima!”
Ahmad :”Memang tim kamu itu payah!”
Dani :”Sudah cukup! Kalian ini bodoh ya, sekarang saya tanya kepada kalian, kalau tim kalian itu juara apa yang kalian dapat? Hanya senangnya saja kan?! Dapat uang juga? Atau kalian di undang untuk menonton langsung mereka di sana? Tidak kan! Kalian rela berkelahi dengan satu sama lain karena tim yang sebenarnya tak tahu keberadaan kalian. Sungguh menyedihkan, lebih baik kalian belajar dengan benar, jadilah orang yang berguna bagi bangsa ini, bukan memusuhi satu sama lain! Sekarang saya ingin kalian bermaafan.”
Mendengar ucapan Dani tadi, Ahmad dan Gugun pun saling bermaafan dan mereka bertiga tertawa bersama-sama dan berjalan ke kantin sekolah.

Karya : Rizki Ari Saputra
Tema  : Sosial

Berpolitik

      Pada pagi hari ada seorang guru sedang menjelaskan pentingnya berpolitik di dalam kelas. Kemudian bu guru bertanya pada muridnya.
Bu Guru : "Anak-anak bagaimana pendapat kalian tentang politik?"
Murid : " Gak tau bu, saya nggak suka politik. Apalagi yang korupsi banyak sekali bu!"
Bu Guru : "Ehh kalian nggak boleh gitu, politik itu bagus untuk tujuan bersama."
Murid : "Oh begitu ya bu, saya jadi suka politik, ok deh saya akan menggunakan politik saat ujian nanti."
Bu Guru : "Bagaimana caranya?"
Murid : "Dengan cara mencontek."
Bu Guru : "Loh kok begitu?"
Murid : "Ibu bagaimana sih, kan kata ibu politik itu bagus dilakukan untuk mencapai tujuan bersama, oleh karena itu saya akan menggunakan politik saat ujian nanti."

Karya : Rendi Ardiansyah
Tema  : Politim (Sosial)